v Pendahuluan
Sejarah
besi
Besi ditemukan
digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang
merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia
barat, pada tahun tersebut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
Tahun 1000 SM, Bangsa Yunani, Mesir, Jews, Roma, Carhaginians dan Asiria juga
mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.Tahun 800 SM,
India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya. Tahun 700-600
SM, Cina belajar membuat besi. Tahun 400-500 SM,Baja sudah ditemukan
penggunaannya di Eropa. Tahun 250 SM, Bangsa India menemukan cara membuat baja.
Tahun 1000 M, Baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000
M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja Damaskus. 1300 M, Rahasia
pembuatan baja damaskus hilang.1700 M, Baja kembali diteliti penggunaan dan
pembuatannya di Eropa.
Penggunaan
logam sebagai bahan struktural diawali dengan besi tuang untuk bentang
lengkungan (arch) sepanjang 100 ft (30 m) yang dibangun di Inggris pada tahun
1777-1779. Dalam kurun waktu 1780-1820,. Dibangun lagi sejumlah jembatan dari
besi tuang, kebanyakan berbentuk lengkungan dengan balok balok utama dari potongan potongan besi tuang indivudual yang
membentuk batangbatang atau kerangka (truss) konstruksi.Besi tuang juga
digunakan sebagai rantai penghubung pada jembatan jembatan suspensi sampai sekitar tahun
1840.
Setelah tahun
1840, besi tempa mulai mengganti besi tuang dengan contoh pertamanya yang
penting adalah Brittania Bridge diatas selat Menai di Wales yang dibangun pada
1846-1850. Jembatan ini menggunakan gelagar-gelagar tubular yang membentang
sepanjang 230, 460, 460, 230 ft (70, 140, 140, 70 m) dari pelat dan profil siku
besi tempa.
Proses canai
(rolling) dari berbagai profil mulai berkembang pada saat besi tuang dan besi
tempa telah semakin banyak digunakan. Batang-batang mulai dicanai pada skala
industrial sekitar tahun 1780.Perencanaan rel dimulai sekitar 1820dan diperluas
sampai pada bentuk I menjelang tahun 1870-an.
Perkembangan
proses Bessemer (1855) dan pengenalan alur dasar pada konverter Bessemer (1870)
serta tungku siemens-martin semakin memperluas penggunaan produk -produkbesi
sebagai bahan bangunan. Sejak tahun 1890, baja telah mengganti kedudukan besi
tempa sebagai bahan bangunan logam yang terutama.Dewasa ini (1990-an), baja
telah memiliki tegangan leleh dari24 000 sampai dengan 100 000 pounds per
square inch, psi (165 sampai 690 MPa), dan telah tersedia untuk berbagai
keperluan struktural.
Besi dan baja
mempunyai kandungan unsur utama yang sama yaitu Fe, hanya kadar karbon lah yang
membedakan besi dan baja, penggunaan besi dan baja dewasa ini sangat luas mulai
dari perlatan yang sepele seperti jarum, peniti sampai dengan alat-alat dan
mesin berat.
v DIAGRAM FASA ( Fe-Fe3C )
Diagram Fe-Fe3C adalah diagram yang menampilkan hubungan antara
temperatur dan kandungan karbon (%C) selama pemanasan lambat. Dari diagram fasa
tersebut dapat diperoleh informasi-informasi penting yaitu antara lain :
Ø Fasa yang
terjadi pada komposisi dan temperatur yang berbeda dengan pendinginan lambat.
Ø Temperatur pembekuan dan daerah-daerah
pembekuan paduan Fe -C bila dilakukan pendinginan lambat.
Ø Temperatur cair
dari masing-masing paduan.
Ø Batas-batas
kelarutan atau batas kesetimbangan dari unsur karbon fasa tertentu.
v FUNGSI DIAGRAM
FASA PERTAMA
Bahwa untuk membuat suatu produk tertentu misalnya : mobil terdiri
atas bermacam macam komposisi logam atau material. Mulai dari blok mesin,
rangka, mesin pendingin, pompa dan komponen lainnya yang menjadikannya sebuah
mobil dengan desain oke dan trendy berdasarkan dengan diagram fasa yang
menjabarkan berbagai jenis karakteristik logam yang meliputi : kekuatan,
keuletan, kekerasan, dan ketangguhannya.
v FUNGSI YANG
KEDUA
Atau mungkin pembuatan turbin pesawat terbang yang sangat rumit,
sangat
memperhatikan
faktor keselamatan dan daya guna dengan berdasarkan pada perhitungan yang
matang dan pemilihan material logam dengan sangat hati-hati dan akurat, yang
selalu berdasarkan pada diagram fasa logam sebagai faktor penentu pada saat
proses desain, perhitungan, dan pembuatannya supaya bisa digunakan serta
dimanfaatkan secara maksimal.
Perlakuan panas
bertujuan untuk memperoleh
struktur mikro dan
sifat yang diinginkan.
Struktur mikro dan
sifat yang diinginkan
dapat diperoleh melalui
proses pemanasan dan proses pendinginan pada temperatur tertentu.
Besi merupakan salah satu logam yang memiliki sifat allotropi.
Sifat allotropi yang dimiliki besi sendiri ada 3, yaitu :
o
Delta iron (δ) mampu melarutkan karbon max 0,1% pada 1500° C
o
Gamma iron (γ) mampu melarutkan karbon max 2 % pada 1130° C
Gambar
. Kurva pendinginan besi murni
Transformasi allotropik yang pada besi, Fe(δ) Æ Fe(γ) Æ Fe(α)
terjadi secara difusi sehingga membutuhkan waktu tertentu pada temperatur
konstan Æ karena reaksi mengeluarkan panas laten.
Dalam kondisi cair karbon dapat larut dalam besi. Dalam kondisi
padat besi dan karbon dapat membentuk :
·
Larutan padat (solid solution)
·
Senyawa interstitial (interstitial compound)
·
Eutectic mixture : Campuran antara austenite (γ) dan cementite
(Fe3C)
·
Eutectoid mixture : Campuran antara ferrite (α) dan cementite
(Fe3C)
·
Grafit : Karbon bebas, tidak membentuk larutan padat ataupun tidak berikatan
membentuk senyawa dengan Fe.
v Gambar Diagram
Fe3c




v Garis-Garis
Penting Dalam Diagram Fe-Fe3C :
o
Upper critical temperature (temperatur kritis atas), A3 :
temperatur perubahan
allotropi.
allotropi.
o
Lower critical temperature (temperatur kritis bawah), A1 :
temperatur reaksi eutectoid.
o
Solvus line Acm : menunjukkan bats kelarutan karbon dalam
austenite.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada diagram Fe –
Fe3C
·
Reaksi Peritectic pada temperatur :
S + L ↔ S1
δ + L ↔ γ
·
Reaksi Eutectic pada temperatur 1130 C :
L ↔ S1 + S2
L ↔ γ + Fe3C (ledeburite)
L ↔ S1 + S2
L ↔ γ + Fe3C (ledeburite)
·
Reaksi Eutectoid pada temperatur 723 C :
S ↔ S1 + S2
γ ↔ α + Fe3C (pearlite)
S ↔ S1 + S2
γ ↔ α + Fe3C (pearlite)
v Macam –Macam Struktur Yang Ada Pada Baja Adalah:
1.
Ferit
Ferit
adalah larutan padatkarbon dan kandungan karbon dalam
besi maksimum 0,025% pada temperatur 723 C. Pada temperatur kamar, kandungan
karbonnya 0,008%, Pada temperatur 1492 C, batas kelarutan karbon 0,1 %. Dan
unsur paduan lainya pada
besi kubus pusat badan (Fe).
Ferit terbentuk akibat
proses pendinginan yang lambat
dari austenit baja hypotektoid pada
saat mencapai A3.
Sifat –sifatnya :
o
Larutan padat karbon dalam besi α.
o
Tensile strength rendah.
o
Keuletan tinggi.
o
Kekerasan < 90 HRB.
o
Struktur paling lunak pada
diagram Fe-Fe3C.
2. Sementit
Sementit
adalah senyawa besi dengan
karbon yang umum dikenal sebagaikarbida besi
dengan prosentase karbon
6,67%C. yang bersifat
keras sekitar 5-68HRC.
Sifat –
sifatnya :
o
Keras dan getas.
o
Kekuatan tarik rendah.
o
Kekuatan tekan tinggi.
o
Struktur kristal orthorhombic.
o
Struktur paling keras pada diagram Fe-Fe3C.
3. Austenit
Merupakan larutan padat intertisi antara karbon dan besi yang mempunyai sel
satuan FCC yang stabil pada temperatur 912°C.
Sifat –
sifatnya :
o
Interstitial solid solution; larutan padat karbon dalam besi γ.
o
Struktur kristal FCC (face centered cubic, kubus pemusatan bidang).
o
Kelarutan karbon max 2 % pada temperatur 1130 C.
o
Tensile strength 1050 kg/cm2.
o
Tangguh.
4. Perlit
Perlit adalah campuran
sementit dan ferit yang memiliki
kekerasan sekitar 10-30HRC . Perlit yang terbentuk sedikit dibawah temperature
7230Ceutectoid memilikikekerasan yang lebih rendah dan memerlukan
waktu inkubasiyang lebih banyak.
Sifat –sifatnya
:
o
Eeutectoid mixture dari ferrite dan cementite (α+Fe3C).
o
Mengandung 0,8 % karbon.
o
Kuat.
o
Tahan korosi.
5. Bainit
merupakan fasa
yang kurang stabil
yang diperoleh dari
austenit pada temperatur
yang lebih rendah
dari temperatur transformasi
ke perlit dan lebih tinggi dari
transformasi ke martensit.
6. Martensit
Martensit
merupakan larutan padat dari
karbon yang lewatjenuh pada besi alfa sehingga latis-latis sel
satuanya terdistorsi.
7.
Ladeburit
Merupakan susunan elektrolit sengan kandungan karbonnya 4,3% yaitu campuran
perlit dansementit.
Sifat –sifatnya :
– eutectic
mixture (γ+Fe3C).
– Campuran terdiri dari austenite dan cementite.
– Terbentuk pada temperatur 1130 C (2065 F).
– Campuran terdiri dari austenite dan cementite.
– Terbentuk pada temperatur 1130 C (2065 F).
8. Besi Delta (Γ)
merupakan fasa yang berada antara temperatur 1400°C – 1535°C dan mempunyai
sel satuan BCC ( sel satuan kubus ) karbon yang larut sampai 0,1%.
v Menurut Komposisi
Kimianya:
a.
Baja Karbon (Carbon Steel), Dibagi Menjadi Tiga Yaitu;
·
Baja karbon rendah (low carbon steel) è machine, machinery dan mild steel0,05 % - 0,30% C.
·
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin. Penggunaannya:
-
0,05 % - 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains,
rivets, screws, nails.
-
0,20 % - 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges,
buildings.
·
Baja karbon menengah (medium carbon steel)
-
Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
-
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Penggunaan:
-
0,30 % - 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
-
0,40 % - 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger
bits, screwdrivers.
-
0,50 % - 0,60 % C : hammers dan sledges.
·
Baja karbon tinggi (high carbon steel) è tool steel
-
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong.Kandungan 0,60 % -
1,50 %C
Penggunaan
-
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers,
vise jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for
turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.
Tujuan
dilakukan penambahan unsur yaitu:
1. Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan
sebagainya)
2. Untuk menaikkan
sifat mekanik pada temperatur rendah
3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
Untuk membuat
sifat-sifat spesial
v Baja Paduan Yang Diklasifikasikan Menurut Kadar Karbonnya Dibagi Menjadi:
1. Low alloy
steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
2. Medium alloy
steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
3. High alloy
steel, jika elemen paduannya > 10 %
Selain
itu baja paduan dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus (special
alloy steel) dan high speed steel.
·
Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini
mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel, chromium, manganese,
molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan menambahkan logam tersebut ke dalam
baja maka baja paduan tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih
keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon steel).
·
High Speed Steel (HSS) è Self Hardening Steel
Kandungan karbon :
0,70 % - 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat potong seperti drills, reamers,
countersinks, lathe tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel
karena alat potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua
kali lebih cepat dibanding dengan carbon
steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon
steel.
v Baja Paduan Dengan Sifat Khusus
1. Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya antara lain:
·
Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan
goresan/gesekan
·
Tahan temperature rendah maupun tinggi
·
Memiliki kekuatan besar dengan massa yang
kecil
·
Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
·
Tahan terhadap oksidasi
·
Kuat dan dapat ditempa
·
Mudah dibersihkan
·
Mengkilat dan tampak menarik
2. High Strength
Low Alloy Steel (Hsls)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile
strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan
terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat mampu las yang
tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini
diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu),
nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
3. Baja Perkakas
(Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja
perkakas adalah tahan pakai, tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan
ulet.Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan
panas yang diberikan antara lain:
- Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
- Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara.
- Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
- High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
- Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi.
v Klasifikasi Lain Antara Lain :
a. Menurut Penggunaannya:
·
Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari
0,7 % C.
·
Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.
b. Baja Dengan Sifat Fisik Dan Kimia Khusus:
·
Baja tahan garam (acid-resisting steel)
·
Baja tahan panas (heat resistant steel)
·
Baja tanpa sisik (non scaling steel)
·
Electric steel
·
Magnetic steel
·
Non magnetic steel
·
Baja tahan pakai (wear resisting steel)
·
Baja tahan karat/korosi
Dengan
mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka
diperoleh lima kelompok baja yaitu:
1. Baja karbon
konstruksi (carbon structural steel)
2. Baja karbon
perkakas (carbon tool steel)
3. Baja paduan
konstruksi (Alloyed structural steel)
4. Baja paduan
perkakas (Alloyed tool steel)
5. Baja konstruksi
paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
Selain itu baja juga diklasifisikan menurut
kualitas:
1. Baja kualitas
biasa
2. Baja kualitas
baik
3. Baja kualitas
tinggi
Tabel :BeberapajenisbajakarbonberdasarkanklasifikasiAISI-SAE

v Besi Tuang
Besi tuanga dalah
paduan
berbasis besi dengan kadar karbon
tinggi, yaitu 2%-4% C dengan
kadar Si 0,5%-3%.
Besi tuang memiliki aplikasi di bidang rekayasa yang cukup luas terutama karena kemampuannya untuk langsung
dibentuk menjadi
bentuk
akhir (netshape) atau mendekati
bentuk akhir (near netshape) melalui proses solidifikasi
(solidification)
atau pengecoran
(casting).
Besi tuang mudah
untuk dicor karena
beberapa hal. Pertama, besi tuang mudah
dileburdan
memiliki
fluiditas
yangsangat baik
pada keadaan cairnya. Kedua,ketika
dituang
besi tidak membentuk
lapisan film pada permukaannya.
Selain
itu,
besi tuang tidak mengalami penyusutan
volume (shrinkage)
yang
terlalu tinggi
pada saat
solidifikasi. Kemampuan
besi tuang untuk dapat dicetak menjadi bentuk yang diinginkan terutama berhubungan dengan adanya reaksi Eutectic
pada diagram kesetimbangan Fe-Fe3 C pada rentang kandungan karbon tersebut.
Pada reaksi tersebut titik
lebur paduan besi turun hingga sekitar
1130oc dengan
rentang temperatur liquidus dan solidus yang sangat kecil, atau
membeku seperti logam murni dengan
satu
titik
beku.
Di samping itu,
reaksi eutectic penting pula
di dalam mereka yasa dan mengendalikan
sifat-sifat besi tuang
yang sangat tergantung
pada karakteristik
konstituen-konstituennya.
Dekomposisi Autenite,
seperti halnya pada baja, dapat dikendalikan
sehingga dihasilkan matriksferrite, Pearlite, Bainite, atau Martensite. Solidifikasi
dan dekomposisiaustenite dapat diatur
agar menghasilkan grafit (C) atau karbida (Cementite). Dengan
menambahkan modifier dan innoculant bentuk
grafit
dapat pula direkayasa menja
diberbentuk bola
(sphereoidalgraphite),
kompak (compactedgraphite), dan serpihan (flake). Selanjutnya, karbida dapat
diberi perlakuan panas lebih lanju
untuk
mendekomposisi cementite,
menghasilkan struktur yang
mampu ditempa.
Besi tuang dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis
berdasarkan
karakteristik struktu rmikro menjadi
besi tuang kelabu (grayiron), besi tuang
nodular (nodularcastiron),
besi tuang grafit kompak (compacted
graphite
cast iron), besi tuang putih (whitecastiron),
dan besi tuang
mampu tempa (malleablecast iron).
Gambar skematis jenis-jenis besi tuang tersebut diperlihatkan
tabel
berikut ini :
Tabel:
Jenis-Jenis besi tuang, Strukturmikro,
Proses
pembuatan Dan Karakteristik
umumnya.
Nama
|
SkemaStrukturMikro
|
Proses
Pembuatan
|
Karakterik
Umum
|
BesiTuang
Kelabu (GreyCast Iron)
*diberi nama kelabu (grey) karena
patahannya berwarna kelabu.
|
![]() |
Biasanya memiliki kadar karbon
2,5-
4%. Jumlahsiliconyangrelatiftinggi(1-3%) diperlukan untuk mempromosikan
pembentukangrafit. Kecepatan
pembekuan
sangat penting
untuk
mengatur jumlah grafityangterbentuk
(biasanya lambat
hingga sedang). Laju solidfikasi berperan pula di
Dalam menentukan matriksyang terbentuk.
|
Grafit berbentuk serpihan-serpihan
panjang(flakes)
Memilikikekuatan dankeuletan rendah.Memiliki
mampumesinyangbaikpada kekerasannya.
Memilikiketahanan aus(wear resistance)yang
baik,tahan terhadapgalling
padapelumasan terbatasserta
memiliki kemampuanuntuk menahangetaran
(dampingcapacity) sangatbaik.
|
BesiTuang
Mampu
Tempa (Malleable
CastIron).
|
![]() |
Bahanbakuyang digunakanadalahbesituangputih. Perlakuanpanas
untukmenghasilkan
besituangmampu tempaterdiriatas: grafitisasidan pendinginan.
Pembentukangrafit
dilakukanpada temperaturedi atas
temperature
eutectoid.Karbida
akanberubah
menjadigafit
(temperedcarbon) danaustenite. Selanjutnyaasutenite
dapatdidekomposisi menjadiferrite,
pearlite,atau
martensite.
|
Kolonigrafit berbentukbulat
tidakteratur.
Memilikikekuatan,
keuletan,dan ketangguhanlebih baik.Memiliki strukturuniform.
|
BesiTuang
Uletatau
Nodular (Ductile Iron, Nodular CastIron).
*nama mengacu padasifat danbentuk grafit-nya.
|
![]() |
Kandungankarbon
(3,0-4,0%)dan silikonnya(1,8-2,8%)samadenganbesituang. Kandungansulfur(S) danfosfor(P)sangat rendahkira-kira10 kalilebihrendahdari
besituangkelabu.
Noduleberbentuk bolaterbentukpada
prosessolidikasi
karenakandungan
beleran(Sulfur)dan
oksigenditekanketingkatyangsangat rendahdengan
menambahan
Magnesium(Mg) beberapasaat sebelumpenuangan.
|
Partikel-partikel
grafitberbentuk
bola(speroid). Memilikisifat-sifat yanghampirsama
denganmalleable castiron.Memiliki
mampumesin sangatbaikdan
ketahananaus baik.Memiliki
sifat-sifatyang miripdenganbaja
(kekuatan, ketangguhan,
keuletan,mampu bentukpanas,dan
kemampu kerasan).
|
Besi Tuang
Grafit Kompak (Compacted Graphite Iron)
|
![]() |
|
Grafit
berbentuk vernicular memiliki struktur antara gray iron dan ductile iron.
|
Besi Tuang
Putih (White CastIron)
*diberi namaputih karena patahannya
berwarna putih.
|
![]() |
Strukturkarbida
diperolehdengan
menjagakandungan
karbon(2,5-3,0%)
dansilikon(0,5-
1,5%)padakadar rendahdan
kecepatanpembekuanyang tinggipadaproses solidifikasi.
|
Memiikistruktur
karbida(cementite)
didalammatriks
pearlite.
Keras,getas,dan tidakdapatdi- mesin.Memiliki
ketahanan
terhadapkeausan (wearresistance) danabrasisangat baik.
|
|
untuk referensinya didapat dari mana ya gan ? mohon infonya , terima kasih
BalasHapus